Kamis, 03 April 2008

SETELAH 3G, WiMAX MEROKET

WiMax diprediksi akan menjadi alternatif untuk menggantikan koneksi biaya tinggi dalam investasi pengadaan DSL dan kabel di masa mendatang. Harapannya, penetrasi koneksi alternatif dengan cepat dan murah dapat diperluas ke wilayah yang sampai saat ini belum dapat dijangkau kabel dan internet berkecepatan tinggi.

Teknologi WiMAX memungkinkan kita memancarkan berbagai sinyal dalam jarak yang sangat berdekatan. Hasilnya, kita bisa menumpangkan lalu lintas data dengan kepadatan tinggi dalam berbagai kanal. Dengan banyaknya kanal yang bisa ditumpangi oleh data yang berlimpah dalam satu waktu, ISP broadband bisa menghadirkan layanan berbasis kabel atau DSL untuk banyak pelanggan sebagai pengganti media kabel tembaga.

Sampai sejauh ini, segmen penggunaan teknologi WiMAX memang ditujukan untuk penggunaan di segmen Metropolitan Area Networks (MAN) yang meliputi area dalam radius 50 km. Berdasarkan hasil riset TelecomViews, pada tahun 2009 diperkirakan lebih dari 40% pasar broadband nirkabel akan dikuasai WiMax. Akan tetapi, anggapan yang menyatakan bahwa 3G akan dikalahkan oleh WiMax tidaklah beralasan. Bahkan, kemungkinan besar kedua teknologi tersebut akan bergandengan tangan”. Alasannya, 3G sudah lebih mapan dibanding WiMax, dan sudah banyak dipasang oleh berbagai negara. Untuk prospek WiMax sendiri, terbilang cerah karena menawarkan kesempatan bagi operator telekomunikasi alternatif untuk menawarkan layanan broadband dengan harga bersaing bagi pelanggannya, baik di daerah metropolitan, pedesan, atau di kota kecil dengan infrastruktur terbatas.

Kombinasi dengan teknologi lain seperti VoIP juga dapat menjadi peluang bisnis baru. Selain itu, teknologi WiMAX dapat melayani para subscriber, baik yang berada dalam posisi Line Of Sight (posisi perangkat-perangkat yang ingin berkomunikasi masih berada dalam jarak pandang yang lurus dan bebas dari penghalang apa pun di depannya) dengan BTS maupun yang tidak memungkinkan untuk itu (Non-Line Of Sight). Jadi di mana pun para penggunanya berada, selama masih masuk dalam area coverage sebuah BTS (Base Transceiver Stations), mereka mungkin masih dapat menikmati koneksi. Kelebihan lain dari teknologi WiMax, kita bisa memasang PCI card yang kompatibel dengan standar WiMax jika ingin berinternet murah, mudah, dan nyaman dengan kualitas broadband. Jadi, tidak perlu repot.

Namun, untuk Indonesia, kita harus sedikit bersabar karena teknologi ini masih membutuhkan waktu untuk dapat tersedia secara massal di Indonesia. Contoh terdekat dalam pemanfaatan WiMax di Indonesia yaitu infrastruktur yang dibangun untuk menyediakan solusi distribusi akses Internet di Aceh pasca tsunami. Akibat tsunami, praktis sebagian besar infrastruktur kabel telekomunikasi di pantai barat Aceh mengalami kerusakan. Solusi yang paling mungkin adalah menggunakan infrastruktur nirkabel.

Untuk nirkabel, teknologi yang umum digunakan adalah jaringan WiFi yang beroperasi pada frekuensi 2,4GHz. Untuk Aceh, solusi menggunakan WiFi dirasakan kurang memenuhi kebutuhan karena jangkauannya sangat terbatas, dan besarnya arus data yang bisa dilewatkan. Karena itu, digunakan perangkat WiMax di mana semua base station terhubung langsung dengan titik terminasi jaringan kabel serat optik bawah laut di pantai Banda Aceh yang telah dibangun oleh Global Marine Systems Limited (GMSL) asal Inggris. Setiap base station menggunakan interbase backhaul yang redundant sehingga jika pada salah satu jalur koneksi terjadi kerusakan, koneksi tidak akan terputus karena base station itu masih dapat bekerja menggunakan jalur cadangan. Di setiap base station akan dipasang perangkat router yang berfungsi sebagai pengatur bandwidth sekaligus firewall. Pengaturan routing menggunakan Border Gateway Protocol (BGP) sehingga proses routing dapat berlangsung secara dinamis dan otomatis.

Akan tetapi, untuk Indonesia perkembangan WiMax bukan tanpa kendala, terutama yang berhubungan dengan masalah kebijakan dan regulasi pemerintah untuk regulasi nirkabel. Selain masalah regulasi, dibutuhkan selang waktu beberapa lama sebelum WiMax digunakan di masyarakat. Apalagi perangkat WiMax masih sangat mahal karena produksinya masih terbatas. Di samping itu, perangkat-perangkat berteknologi WiMax yang sekarang sudah ada di pasaran juga belum melewati proses sertifikasi dari WiMax Forum sehingga belum dijamin kinerja maupun kompabilitasnya satu sama lain.

(sumber : telkomnet)

Tidak ada komentar: